Untuk Info Training, in House Training, Konsultansi, Membangun Sistem (ISPO, ISO Series, OHSAS, SMK3), Kajian, Pendampingan serta Modul untuk Perbaikan dan Peningkatan Kinerja unit di Perusahaan silahkan kirim email alamat berikut: trainingperkebunan@gmail.com

Selasa, 03 Maret 2015

MENGAPA AGRIBISNIS KARET MALAYSIA TETAP MENGGAIRAHKAN?

Malaysia merupakan penghasil karet alam sekaligus eksportir produk jadi karet alam yang berkualitas. Sebagai negara penghasil karet alam no.3 di dunia, pada tahun 2012 produksi karet alam dan karet sintetis Malaysia adalah 26,47 juta ton dan 97 persen diolah sendiri  dan selebihnya diekspor. Tiga persen ekspor tersebut atau sebesar 600.000 ton merupakan kombinasi antara karet alam dan karet sintetis yaitu karet alam 460.000 ton dan karet sintetis sebanyak 140.000 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa untuk tetap eksis pada agribisnis karet alam maka negara penghasil karet harus mampu menjadi produsen produk barang jadi karet dan tidak menjual produk setengah jadi.
Sebenarnya kebijakan untuk tidak menjual produk setengah jadi sudah dilakukan di beberapa negara penghasil karet. India merupakan salah satu negara yang berhasil bertahan dalam bisnis karet alam ditengah anjloknya harga. Hampir seluruh produksi karet alam India diolah langsung oleh negara tersebut.  Sebagai salah satu negara penghasil karet alam, India mampu menyelamatkan harga karet alam di negaranya dengan meningkatkan peranan home industry untuk memproduksi barang jadi karet.  Dampaknya harga karet nasional di India lebih tinggi 20% dibanding harga karet dunia.

 
Strategi ini juga dilakukan oleh Malaysia. Ada beberapa strategi yang dilaksanakan negara ini untuk mampu meningkatkan eksistensi karet dinegara tersebut. Melalui Malaysian Rubber Board, Dr. Datuk Salmiah menjelaskan bahwa untuk dapat meningkatkan peranan agribisnis karet pada sektor ekonomi maka harus ada keseimbangan investasi. Keseimbangan investasi di bidang industri khususnya pengolahan karet akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja. Beberapa program yang diperlukan dalam meningkatkan peranan agribisnis karet yaitu inovasi yang berkelanjutan, manajemen yang baik dan perencanaan jangka panjang untuk distribusi umur tanaman. Program ini dinyakini mmampu meningkatkan Gross National Income, bersifat swadaya dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan.
Ada empat poin penting yang dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan program tersebut yaitu 1) penigkatan produksi rata-rata karet alam nasional, 2) menjamin kestabilan industri hulu karet, 3) peningkatan pangsa pasar produk latek dan ke 4)  menghasilkan Gross National Income. Beberapa hambatan dan tantangan yang harus dihadapi seperti masalah produktivitas, harga, jumlah tanaman tua, dan sebaran petani karet yang tidak merata. Untuk mengatasi masalah produktivitas, stakeholders mengadopsi klon-klon unggul seperti klon RRIM seri 2000.
 Belajar dari apa yang dilakukan oleh negara penghasil karet lainnya, Indonesia harus segera menerapkan strategi untuk mendongkrak kondisi perkaretan nasional. Beberapa langkah untuk mendongkrak agribisinis karet di Indonesia agar tetap menggairahkan adalah sebagai berikut:
  1. Peningkatan serapan karet alam domestik dengan memacu investasi industri barang setengah jadi dan barang jadi.
  2. Mendorong investasi industri pendukung untuk barang jadi karet
  3. Memperkuat kelembagaan di tingkat petani untuk mengurangi mata rantai pemasaran karet dari petani hingga pabrik pengolahan.
  4. Melakukan peremajaan perkebunan karet rakyat secara bertahap dan berkesinambungan dengan mengadopsi klon-klon unggul seperti IRR 112 dan IRR 118.
Ernita Bukit
Sumber: Rubber Asia The Complete Magazine On Rubber edisi Nopember –Desember 2013 hal 58-59
http://balitsp.com