Malaysia merupakan penghasil
karet alam sekaligus eksportir produk jadi karet alam yang berkualitas.
Sebagai negara penghasil karet alam no.3 di dunia, pada tahun 2012
produksi karet alam dan karet sintetis Malaysia adalah 26,47 juta ton
dan 97 persen diolah sendiri dan selebihnya diekspor. Tiga persen
ekspor tersebut atau sebesar 600.000 ton merupakan kombinasi antara
karet alam dan karet sintetis yaitu karet alam 460.000 ton dan karet
sintetis sebanyak 140.000 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa untuk
tetap eksis pada agribisnis karet alam maka negara penghasil karet harus
mampu menjadi produsen produk barang jadi karet dan tidak menjual
produk setengah jadi.
Sebenarnya kebijakan untuk tidak menjual
produk setengah jadi sudah dilakukan di beberapa negara penghasil
karet. India merupakan salah satu negara yang berhasil bertahan dalam
bisnis karet alam ditengah anjloknya harga. Hampir seluruh produksi
karet alam India diolah langsung oleh negara tersebut. Sebagai salah
satu negara penghasil karet alam, India mampu menyelamatkan harga karet
alam di negaranya dengan meningkatkan peranan home industry untuk memproduksi barang jadi karet. Dampaknya harga karet nasional di India lebih tinggi 20% dibanding harga karet dunia.
Strategi ini juga dilakukan oleh
Malaysia. Ada beberapa strategi yang dilaksanakan negara ini untuk mampu
meningkatkan eksistensi karet dinegara tersebut. Melalui Malaysian Rubber Board,
Dr. Datuk Salmiah menjelaskan bahwa untuk dapat meningkatkan peranan
agribisnis karet pada sektor ekonomi maka harus ada keseimbangan
investasi. Keseimbangan investasi di bidang industri khususnya
pengolahan karet akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap
banyak tenaga kerja. Beberapa program yang diperlukan dalam meningkatkan
peranan agribisnis karet yaitu inovasi yang berkelanjutan, manajemen
yang baik dan perencanaan jangka panjang untuk distribusi umur tanaman.
Program ini dinyakini mmampu meningkatkan Gross National Income, bersifat swadaya dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan.
Ada empat poin penting yang dapat
menjamin keberhasilan pelaksanaan program tersebut yaitu 1) penigkatan
produksi rata-rata karet alam nasional, 2) menjamin kestabilan industri
hulu karet, 3) peningkatan pangsa pasar produk latek dan ke 4)
menghasilkan Gross National Income. Beberapa hambatan dan
tantangan yang harus dihadapi seperti masalah produktivitas, harga,
jumlah tanaman tua, dan sebaran petani karet yang tidak merata. Untuk
mengatasi masalah produktivitas, stakeholders mengadopsi klon-klon unggul seperti klon RRIM seri 2000.
Belajar dari apa yang dilakukan oleh
negara penghasil karet lainnya, Indonesia harus segera menerapkan
strategi untuk mendongkrak kondisi perkaretan nasional. Beberapa langkah
untuk mendongkrak agribisinis karet di Indonesia agar tetap
menggairahkan adalah sebagai berikut:
- Peningkatan serapan karet alam domestik dengan memacu investasi industri barang setengah jadi dan barang jadi.
- Mendorong investasi industri pendukung untuk barang jadi karet
- Memperkuat kelembagaan di tingkat petani untuk mengurangi mata rantai pemasaran karet dari petani hingga pabrik pengolahan.
- Melakukan peremajaan perkebunan karet rakyat secara bertahap dan berkesinambungan dengan mengadopsi klon-klon unggul seperti IRR 112 dan IRR 118.
Ernita Bukit
Sumber: Rubber Asia The Complete Magazine On Rubber edisi Nopember –Desember 2013 hal 58-59
http://balitsp.com